
Dalam sebuah hadis yang shahih Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
مَا مِنْ أَيَّامٍ العَمَلُ الصَالِح فِيْهَا أَحَب إِلَى اللهِ مِنْ هذِهِ الأَيَّامِ يعني أيام العشر
“Tidak ada hari dimana amal shalih pada saat itu lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini, yaitu : Sepuluh hari dari bulan Dzulhijjah”. (HR. Bukhari no. 969)
Menurut kaidah general atau umum dalam masalah ini adalah
يَنْبَغِيْ الاسْتِكْثَار مِنْ جَمِيْعِ أَعْمَال الخَيْر وَوُجُوه الخَيْر فِيْ هذِهِ العَشر مِنْ غَيْر تَحْدِيْد
“Sepatutnya memperbanyak semua amal kebaikan dan bentuk-bentuk kebaikan di sepuluh awal bulan dzulhijjah tanpa penentuan ini dan itu”.
Amal kebajikan itu begitu banyak, dan ini berbeda antara satu orang dengan orang yang lain, maka lihatlah amal yang engkau sukai, yang disukai oleh jiwamu serta ruhmu merasa nyaman dengannya, maka berikanlah perhatian padanya dan perbanyaklah amal tersebut di 10 hari pertama bulan dzulhijjah.
Maka jika seorang itu melihat pada dirinya punya perhatian yang banyak untuk baca Al-Quran maka perbanyaklah baca Al-Quran tanpa melalaikan amal kebajikan yang lain. Karena perbedaan keutamaan amal itu sesuai dengan perbedaan apa yang cocok untuk setiap orang, oleh karena itu ada seseorang yang dating kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dan bertanta kepada Nabi, “Amal apakah yang paling utama wahai Rasulullah? Maka Nabi melihat pada fisik dan kuatnya dia,maka Nabi menjawab: berperang (jihad) di jalan Allah
Namun diwaku yang lain saat ada orang lain datang kepada nabi shalallahu ‘alaihi wasallam bertanya tentang amal yang paling afdhal atau utama, maka Nabi melihat bahwasanya lelaki ini memiliki orang tua yang sudah tua renta, maka Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam katakan (paling afdhal untukmu): berbakti kepada ayah dan ibu.” Maka beragamlah keutamaan suatu amalan dikarenakan fariasi person.
Dan ada beberapa amalan utama yang telah dilah dinukilkan oleh para ulama dari berbagai dalil untuk dikerjakan di 10 awal Dzulhijjah, diantarnya adalah:
- Taubat.
- Menjaga Shalat 5 waktu.
- Menjaga amalan sunnah, terutama berpuasa.
- Menunaikan ibadah haji dan umroh bagi yang mampu.
- Memperbanyak takbir, tahlil, tahmid dan tasbih.
Referensi: Wudhuh Al Mahabbah fi Ahkami Al Udhhiyah, karya Syaikh Walin bin Rasyid As Su’aidan