
Al-Quran merupakan firman Allah subhanahu wata’ala yang diturunkan kepada Nabi akhir zaman, Muhammad shollallohu ‘alaihi wasallam. Dan sudah menjadi hal yang mafhum bahwasanya Al-Quran telah sampai kepada kita secara turun-temurun dengan cara yang mutawatir. Maksud dari mutawatir ini sendiri secara ringkasnya ialah: telah diriwayatkan oleh khalayak ramai sehingga tak ada sedikitpun keraguan atas keotentikannya.
Fakta diatas inilah yang mungkin saja membuat ilmu sanad Al-Quran mendapatkan perhatian yang lebih sedikit jika kita bandingkan dengan sanad Hadits. Hal ini nantinya juga membuat Imam Ibnul Jazari rohimahulloh mengungkapkan keprihatinan beliau dalam salah satu kitabnya:
وأكثر القراء لا علمَ لهم بالأسانيد
“Mayoritas Qurro tidak memiliki pengetahuan tentang ilmu sanad”
Padahal, diantara syarat penting untuk menjadi seorang muqri adalah memahami ilmu sanad Al-Quran dengan baik, sehingga ia mengetahui siapa saja para ulama yang nama mereka tertulis indah dalam ijazah sanad yang ia miliki. Ibnul Jazari rohimahulloh juga pernah menuturkan:
ولا بد للمقرئ من التنبيه بحال الرجال والأسانيد مؤتلفها ومختلفها، وجرحها وتعديلها، ومتقنها ومغفلها، وهذا من أهم ما يحتاج إليه. وقد وقع لكثير من المتقدمين في أسانيد كتبهم أوهام كثيرة وغلطات عديدة من إسقاط رجال، وتسمية آخرين بغير أسمائهم وتصاحيف وغير ذلك.
“Merupakan sebuah keharusan bagi seorang Muqri untuk perhatian dengan kualitas para rowi dan sanad, antara yang serupa dan berbeda, dari sisi kekurangan dan kelebihannya, serta antara yang menguasainya dengan baik dan tidak. Sebab ini merupakan ilmu yang sangat urgen.
Banyak diantara ulama terdahulu yang terjatuh dalam kesalahan penulisan ijazah, mulai dari terhapusnya beberapa nama, hingga salah dalam menuliskan dan menamai seseorang serta berbagai kesalahan yang lain”.
Ya, beberapa kesalahan yang terjadi dalam penulisan ijazah sanad matan Al-Quran tentu tidak sedikitpun mengurangi keotentikan kitab umat islam satu ini. Sebab sebagaimana kami sampaikan, Al-Quran telah diwariskan secara mutawatir. Bahkan, Allah subhanahu wata’ala sendiri telah menjamin untuk menjaga kitab mulia ini.
Ilmu satu ini sendiri sejatinya memiliki berbagai keutamaan yang telah dijelaskan oleh para ulama, diantaranya ialah:
- Merupakan salah satu dari 3 rukun wajib diterimanya sebuah Qiroat.
- Sebagai sarana penjagaan terhadap sanad Al-Quran.
- Berisi penjelasan antara sanad yang tepat dan salah.
- Banyaknya karya ulama dalam bidang ini.
Disamping itu, semangat para ulama dalam mendapatkan berbagai sanad Al-Quran juga merupakan bukti nyata betapa pentingnya ilmu satu ini. Salah satunya adalah Imam Abul Qosim Al-Hudzali rohimahulloh (wafat 465 H), dimana jumlah guru talaqqi Al-Quran beliah adalah 365 orang.
Semoga Allah subhanahu wata’ala mengaruniakan kepada kita ilmu yang bermanfaat. Amiin.
Referensi:
Ghoyah An-Nihayah, Ibnul Jazari
Munjid Al-Muqriin, Ibnul Jazari