Skip to content

Wednesday, June 29, 2022

Qoryatuna

Berbekal Menuju Kampung Akherat

Search

Quran
- Tafsir
- Waqof & Ibtida
Kisah
Hadits
Akidah
Fiqh
Nasehat
Download
Tentang Kami

Home
E-Book Qoryatuna

E-Book Qoryatuna

Ibnu Katsir, Ulama Tafsir Fenomenal
Tips Mendidik Anak Menjadi Penghafal Al-Quran
Nasehat Pernikahan

Share this:

Twitter
Facebook

Search

Berlangganan Artikel Qoryatuna.Com

Masukan Email Anda

qoryatuna

Instagram post 17976734440574852

Instagram post 17976734440574852

Dua Penghalang Kesusksesan Syaikh DR.Khalid Al-M

Dua Penghalang Kesusksesan

Syaikh DR.Khalid Al-Mushlih hafizhahullah berkata,
"Tidak ada penghalang antara kita dengan kesuksesan melainkan rasa lemah (dalam bersemangat) dan rasa malas (dalam berusaha). Yaa Allah, aku berlindung kepadamu dari kelemahan dan kemalasan."

Wahai Dai, Amalkanlah Ilmumu Mengamalkan ilmu ada

Wahai Dai, Amalkanlah Ilmumu

Mengamalkan ilmu adalah salah satu kunci terbaik bagi seorang dai dalam dakwahnya, dengan mengamalkan ilmu yang dimiliki sejatinya ia telah melakukan tujuan dari belajar dan menuntut ilmu itu sendiri, disamping itu orang lain yang melihatnya pun dapat lebih mudah menerima dan mencontoh apabila kita telak mempraktekkan ilmu yang dimiliki.

Baca selengkapnya di: https://qoryatuna.com/wahai-dai-amalkanlah-ilmumu/

📍 *Ikuti kami di:*
Facebook: https://facebook.com/qoryatuna
Instagram: https://instagram.com/qoryatuna

Dalam Islam terdapat sebuah kaidah terkenal yang b

Dalam Islam terdapat sebuah kaidah terkenal yang berbunyi:

والثلث كثير

"Sepertiga adalah jumlah yang banyak"

Kaidah ini sendiri berasal dari sabda Nabi Muhammad shallallahu 'alahi wasallam kepada sahabat beliau yg bernama Sa'ad bin Abi Waqqosh radhiyallahu 'anhu tatkala bertanya kepada beliau seputar masalah warisan. (HR. Bukhari dan Muslim)

Para ulama nantinya banyak menerapkan sabda Nabi diatas dalam berbagai permasalahan, salah satunya Syaikh Ibnu' Utsaimin rahimahullah.

Suatu ketika saat tengah melewati 10 hari pertama dari bulan ramadhan, beliau berkata dengan penuh khidmat: "Sepertiga dari bulan ramadhan telah berlalu, dan sepertiga itu merupakan jumlah yg banyak"

Mari kita manfaatkan sisa hari di bulan ramadhan ini dengan lebih giat dalam beribadah.

Ramadhan, Momen untuk Berubah Ramadhan adalah mom

Ramadhan, Momen untuk Berubah

Ramadhan adalah momen yang tepat untuk mulai berubah, momen yang pas untuk mewujudkan taubat nashuha yang terus ditunda-tunda.

Momen bagi seorang hamba untuk mulai memperbaiki diri.

Memulai berhijab (bagi wanita), Mulai merutinkan shalat berjamaah di mesjid (bagi pria), Mulai mempelajari agamanya dengan baik, Mulai berhenti merokok. Dan mulai berhenti dari berbagai keburukan lainnya.

Mumpung masih ada waktu. Jika tidak dimulai dari sekarang, mau sampai kapan lagi kah diri kan terus menunda?

وليست التوبة للذين يعملون الشاير حتى إذا حضر أحدهم
المؤث قال إلي ثبث الآن

"Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejelekan hingga apabila ajal datang kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan: "Sesungguhnya aku bertaubat sekarang". (QS. An-Nisa : 18)

Tak terasa pekan pertama di bulan ramadhan telah k

Tak terasa pekan pertama di bulan ramadhan telah kita lalui, beberapa kali sahur dan buka puasa telah kita lewati baik sendiri atau bersama keluarga.

Sejenak kembali kita mengingat akan tujuan Allah ta'ala perintahkan kita untuk berpuasa, yaitu menjadi hamba-hamba yang bertaqwa.

لعلكم تتقون

"Agar kalian bertaqwa" (QS. Al Baqarah: 183)

Kini 6 hari telah berlalu, bagaimana kabar taqwamu?

Bila taqwa tak bertambah meski sudah berpuasa, coba perhatikan lagi puasamu.

Ya, mungkin dirimu memang berpuasa penuh dan mampu menghindari hal-hal yang membatalkan puasa, namun disisi lain mungkin dirimu belum mampu meninggalkan hal-hal yang membatalkan atau mengurangi "Pahala Puasa" Seperti masih banyak menggunjing orang lain, berdusta, bermaksiat dsb.

Sahabat Anas radhiyallahu'anhu meriwayatkan, bahwa

Sahabat Anas radhiyallahu'anhu meriwayatkan, bahwa Zaid bin Tsabit Radhiyallahu'anhu berkata :

تسحَّرْنا معَ رسولِ اللَّهِ صلَّى اللَّهُ عليهِ وسلَّمَ ثمَّ قمنا إلى الصَّلاةِ
“Kami pernah makan sahur bersama Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam, kemudian kami berangkat Shalat (Subuh).

Anas bertanya (kepada Zaid) :

كم بينَهما قالَ قدرُ قراءةِ خمسينَ آيةً

“Berapa lama jarak antara keduanya (yakni makan sahur itu dengan waktu shalat subuh)?” Zaid menjawab : “Sama seperti membaca lima puluh ayat.” (Muslim no 1097)

Kandungan Hadis :

1. Dalam hadis ini terdapat dalil tentang disunnahkannya mengakhirkan makan sahur.

2. Di dalam hadits ini terdapat faidah waktu terbaik makan sahur yakni kira-kira orang membaca 50 ayat Al-Quran sebelum adzan subuh.

3. Didalam hadis ini terdapat bantahan terhadap waktu imsak yang populer dimasyarkat indonesia, yakni waktu imsak 10 menit sebelum adzan subuh. Ini adalah menyelisihi Sunnah Nabi. Sebab waktu imsak yang benar adalah ketika masuk waktu shalat subuh yang ditandai dengan adzan subuh.

4. Didalam hadis ini terdapat gambaran para sahabat didalam menuntut ilmu. Mereka saling belajar ilmu dan mendiskusikan nya antara satu dengan yang lain nya. Mereka tidak malu dan tidak sungkan melakukannya.

5. Didalam hadis ini juga terdapat faidah bahwa sebagian ilmu itu ada yang diketahui oleh sebagian orang dan ada yang tidak diketahui oleh orang lain nya.

6. Didalam hadis ini terdapat gambaran semangat para sahabat di dalam meniru Nabi Shallallahu'alaihi wasallam.

. من لم يبيِّتِ الصِّيامَ قب

.
من لم يبيِّتِ الصِّيامَ قبلَ الفَجرِ، فلا صيامَ لَهُ

"Barangsiapa yang tidak berniat puasa sebelum terbit fajar (subuh), maka tidak puasa baginya.” (HR. Abu Dawud no 2454)

Kandungan Hadis :

1. Hadis ini menjadi dalil tentang wajibnya Niat dalam melaksanakan ibadah puasa. Dan niat adalah Syarat Sah nya suatu Ibadah. Yang mana ibadah tidak sah, jika tidak ada niat.

2. Memasang Niat Puasa adalah ketika seseorang telah bertekad kuat didalam hati nya pada malam hari, bahwa besok dia ingin menjalankan puasa ramadhan.

3. Waktu niat puasa wajib itu mulai awal malam (yakni sejak masuk nya waktu berbuka) sampai akhir malam (yakni masuknya waktu subuh).

4. Dibolehkan berniat pada kapan saja diwaktu malam selama belum terbit fajar, yakni masuknya waktu shalat subuh.

5. Waktu niat puasa sunnah boleh dilakukan pada siang hari dengan syarat dia tidak makan, minum dan tidak melakukan hal-hal yang membatalkan puasa sejak subuh. Dalil dalam hal ini adalah hadis Aisyah Radhiyallahu'anha.

6. Hadis ini menjadi dalil bahwa niat puasa itu di lakukan pada setiap malam, Karena ibadah puasa terpisah-pisah antara satu hari dengan hari yang lain nya. Maka niat nya pun harus terpisah-pisah. Dan ini adalah pendapat yang paling kuat dari dua pendapat. Hal ini bisa dilihat dari kaitan niat dengan fajar. Bahwa fajar itu datang setiap hari. Maka niat pun dilakukan setiap hari.

Wallahu ta'ala a'lam

Load More... Follow on Instagram

Menyembelih Induk Hewan Apakah Dihukumi Menyembelih Janinnya Juga?

Memberi Daging Qurban untuk Non Muslim, Bolehkah?

Wahai Dai, Amalkanlah Ilmumu

Mengenal Apa itu Gharar

Nasehat

Wahai Dai, Amalkanlah Ilmumu

Menyikapi Perbedaan Bacaan antar Qori’ dari Perspektif Tajwid

Kisah Cinta yang Berujung Petaka

Tips Mudah Menghafal Al-Quran

Copyright © 2022 Qoryatuna