
Saling mencintai merupakan sifat dasar manusia, sebuah berkah yang Allah subhanahu wata’ala turunkan kedunia. Namun tak selamanya cinta berlabuh dengan indah, adakalanya cinta justru berujung petaka.
Cerita kali ini akan menggambarkan sebuah cinta dengan akhir menyedihkan. Sebuah kisah nyata saat cinta hanya berasaskan hawa nafsu dunia.
Alkisah terdapat seorang pemuda yang dikenal rajin ibadah, ia bahkan memegang amanat sebagai seorang muadzin di negri Kinanah, Mesir. Ibadah sholat, baik lima waktu hingga yang sunnah pun sudah menjadi kesehariannya. Perangainya yang amat baik tak membuat seorang pun mengira bahwa ia akan memilih cinta yang salah.
Suatu ketika, di hari yang cukup cerah, pemuda ini naik keatas menara masjid untuk melaksanakan tugasnya, mengumandangkan adzan. Dahulu memang belum dikenal listrik ataupun pengeras suara. Sehingga seorang muadzin harus naik keatas menara agar suaranya bisa membahana.
Kebetulan menara tersebut berada persis diatas rumah seorang Nasrani. Hal ini sejatinya tak mengusik pikiran si pemuda. Hingga datanglah suatu masa dimana pandangannya tak sengaja mengarah ke gadis nasrani yang tinggal di rumah di bawah menara.
Matanya terpana saat menatapnya, kecantikan si wanita berhasil meluluhkan hatinya. Inilah awal mula panah setan menancap kuat pada qolbu pemuda naas ini.
Tanpa pikir panjang, ia segera mendekat ke rumah tersebut. Dengan penuh keheranan, si gadis yang cantik jelita pun bertanya:
“Ada keperluan apa engkau kemari”?, tanyanya penuh keheranan.
“Engkaulah satu-satunya yang kuinginkan”, gombal si pemuda yang sudah dimabuk cinta.
Tanpa basa-basi, ia langsung mengutarakan niatnya untuk mempersunting wanita yang ia cintai sejak pandangan yang pertama tersebut.
“Ayahku tak akan mungkin mau menikahkanku dengan seorang muslim”, ungkap si wanita.
Sungguh diluar dugaan, si pemuda yang dikenal rajin ibadah ini akhirnya rela menggadaikan keimanannya demi wanita yang ia cintai.
“Kalau demikian, aku akan masuk agama nasrani!”, jawabnya tanpa keraguan sedikitpun.
Bak gayung bersambut, si wanita pun segera mengiyakan lamaran si pemuda dengan syarat ia mau masuk kedalam agama nasrani.
Pada hari itu pun si pemuda resmi menanggalkan keimanannya. Di tengah suasan yang dipenuhi kecintaan, ia terbesit untuk naik ke atap rumah dengan maksud mengambil sesuatu. Namun tanpa diduga, si pemuda tiba-tiba terpeleset dan jatuh dari atap. Ia pun meninggal saat itu juga.
Ya, satu hari pun bahkan belum berlalu selepas ia menanggalkan kalimat tauhid, akan tetapi Allah ta’ala telah mencabut nyawanya. Sungguh naas, bayangan akan bisa hidup dengan wanita yang cantik jelita pun pupus, terlebih lagi harapan untuk bisa bersama bidadari surga sudah tentu hilang tak tersisa. Na’udzubillah.
Imam Ibnu Rojab Al-Hanbali rohimahulloh pernah menuturkan:
وإن خاتمة السوء تكون بسبب دسيسة باطنة للعبد لا يطلع عليها الناس
“Faktor utama yang menyebabkan suul khotimah adalah perbuatan dosa tersembunyi yang tak diketahui oleh manusia”
Semoga Allah subhanahu wata’ala mengaruniakan kepada kita khusnul khotimah. Amiin.
Referensi:
At-Tadzkiroh bi Ahwal Al-Mauta, Al-Qurthubi
Jami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam, Ibnu Rojab