
Imam al Bukhari rahimahullah dalam kitab “Shahih”nya berkata,
باب هَلْ يُجْعَلُ لِلنِّسَاءِ يَوْمٌ عَلَى حِدَةٍ فِي الْعِلْمِ
“Bab: Apakah (dianjurkan) untuk dibuatkan hari khusus bagi wanita dalam mempelajari ilmu?”
Dalam bab ini Imam al Bukhari membawakan sebuah hadis,
حَدَّثَنَا آدَمُ قَالَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ قَالَ حَدَّثَنِي ابْنُ الْأَصْبَهَانِيِّ قَالَ سَمِعْتُ أَبَا صَالِحٍ ذَكْوَانَ يُحَدِّثُ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَتْ النِّسَاءُ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ غَلَبَنَا عَلَيْكَ الرِّجَالُ فَاجْعَلْ لَنَا يَوْمًا مِنْ نَفْسِكَ فَوَعَدَهُنَّ يَوْمًا لَقِيَهُنَّ فِيهِ فَوَعَظَهُنَّ وَأَمَرَهُنَّ فَكَانَ فِيمَا قَالَ لَهُنَّ مَا مِنْكُنَّ امْرَأَةٌ تُقَدِّمُ ثَلَاثَةً مِنْ وَلَدِهَا إِلَّا كَانَ لَهَا حِجَابًا مِنْ النَّارِ فَقَالَتْ امْرَأَةٌ وَاثْنَتَيْنِ فَقَالَ وَاثْنَتَيْنِ
“Menceritakan kepada kami Adam, ia berkata, menceritakan kepada kami Syu’bah, ia berkata, menceritakan kepadaku Ibnu Al Ashbahany, ia berkata, aku mendengar Abu Shaleh Dzakwan menceritakan dari Abu Sa’id al Khudry radhiyallahu ‘anhu , “Dahulu kaum wanita menyampaikan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Kaum laki-laki telah banyak bersamamu dibandingkan kami, maka sediakanlah waktu untuk kami satu hari.” Maka Rasulullah menjadwalkan untuk mereka satu hari yang beliau menjumpai mereka padanya, dan beliau pun memberikan pelajaran kepada mereka serta memerintahkan mereka (kebaikan). Diantara yang beliau sampaikan kepada mereka adalah, “Tidaklah ada seorang wanita yang didahului oleh tiga anaknya melainkan hal itu akan menjadi hijab baginya dari api neraka.” Seorang wanita berkata, “Dan dua anak?” beliau bersabda, “Dan dua anak juga.”
Al Hafidz Ibnu Hajar rahimahullah berkata,
“Hadis ini menunjukkan semangat para istri sahabat dalam mempelajari urusan-urusan agama.” (Fathu Al Bariy Syarh Shahih Al Bukhariy, 1/236)
Berangkat dari hal diatas maka idealnya bagi seorang wanita muslimah, ia memiliki waktu khusus yang ia gunakan untuk memperdalam ilmu agama, selain untuk membantunya dalam beribadah secara benar sesuai yang dituntunkan oleh syariat disisi lain karena sejatinya wanita adalah madrasah pertama untuk generasi-generasi Islam yang akan datang.
Abdul Hamid ibn Baadis rahimahullah berkata,
“Rumah adalah madrasah asal dan pertama untuk menelurkan pemuda-pemuda (masa depan). Dan agama seorang ibu adalah asas dalam menjaga agama dan akhlak. Kelemahan yang kita temukan pada para pemuda dalam dua hal diatas (agama dan akhlak), mayoritas berasal dari hilangnya pendidikan Islam di rumah dan kurangnya (ilmu) agama pada diri ibu-ibu”. (Asy Syihab 8/11)