
Pada artikel kali ini, redaksi Qoryatuna akan berusaha mengupas berbagai karya tulis Ibnul Jazari rohimahulloh yang bersinggungan secara langsung dengan ilmu tajwid.
Ibnul Jazari rohimahulloh dikenal sebagai ulama yang sangat produktif. Terbukti dari banyaknya warisan beliau dalam bentuk karya tulis. Setidaknya lebih dari 70 kitab dari berbagai cabang ilmu yang beliau telurkan. Sebagian diantaranya masih bisa kita nikmati hingga saat ini, namun adapula yang masuk kategori manuskrip yang hilang.
Beberapa karya beliau yang membahas ilmu tajwid ialah:
Pertama: Kitab At-Tamhid fi ‘ilmi At-Tajwid.
Ibnul Jazari rohimahulloh selesai mengarang kitab ini pada tahun 769 H saat berada di Kairo, Mesir. Itu berarti kala itu beliau baru menginjak usia 18 tahun. Fakta ini bisa kita temukan langsung dalam kitab tersebut. Sebab beliau memang menuliskannya dengan jelas.
Umur yang masih terbilang muda saat itu menunjukkan bahwa sang imam memanglah ulama yang kompeten nan produktif. Sebab tak sembarang orang mampu menelurkan karya yang cukup fenomenal di umur tersebut.
Kedua: Kitab An-Nasyr
Bahasan utama dalam kitab ini memang seputar ilmu qiroat, akan tetapi Ibnul Jazari rohimahulloh menyisipkan pembahasan ilmu tajwid dengan sangat mendetail.
Sang pengarang berhasil menyelesaikan kitabnya ini pada tahun 799 H di negri Romawi. Kala itu beliau sudah berumur 48 tahun. Tak heran jika keilmuan Ibnul Jazari rohimahulloh sudah terlihat sangat matang dalam kitab ini. Sebab beliau baru mulai mengarangnya setelah melalui proses belajar yang panjang. Mulai dari talaqqi kepada para ulama qiroat di berbagai negri hingga mempelajari segudang kitab seputar ilmu qiroat dan tajwid saat itu.
Saking detailnya pembahasan khusus seputar ilmu tajwid dalam kitab ini, Syaikh Ja’far bin Ibrohim As-Sanhuri rohimahulloh memberikan julukan “Tajwid An-Nasyr” untuk pembahasan satu ini.
Secara garis besar, pembahasan dalam kitab ini meliputi:
- Makhorijul Huruf
- Shifatul Huruf
- Tata cara membaca Al-Quran (Tahqiq, Hadr dan Tadwir)
- Berbagai hal yg harus dikuasai oleh para penghafal Al-Quran.
Dalam kitab yg beliau tulis di negri Romawi ini, Ibnul Jazari rohimahulloh menyebutkan bahwa huruf Hijaiyyah berjumlah 29 huruf. Susunan yg beliau gunakan ialah susunan yg kita kenal saat ini :
أ، ب، ت، ث،….
Terdapat 2 poin penting yg perlu kita perhatikan seputar kitab ini:
Satu: Ibnul Jazari rohimahulloh mengarang kitab ini setelah keilmuan beliau benar-benar matang. Sehingga nampak jelas perbedaan gaya bahasa, pemaparan hingga susunan pembahasan di dalamnya dengan kitab At-Tamhid atau kitab-kitab beliau sebelumnya.
Dua: Beliau cukup banyak memberikan tarjih beserta alasannya pada berbagai permasalahan yang terdapat khilaf ulama di dalamnya.
Ketiga: Matan Jazariyah
Setelah bertahun-tahun menelurkan berbagai karya dalam bentuk kitab, Ibnul Jazari rohimahulloh kemudian berinisiatif untuk menghasilkan karya dalam bentuk mandhumah.
Beliau tentunya paham betul kedudukan sebuah mandhumah di mata para penuntut ilmu. Sebab meskipun susunan kalimatnya terbilang singkat, akan tetapi makna yg terkandung bisa sangggat luas. Tak heran jika mandumah kerap kali menjadi primadona di mata tholibul ilmi, tak terkecuali matan Al-Jazariyah.
Matan satu ini bahkan menjadi matan nomor satu dalam bidang studi ilmu tajwid. Berbagai lembaga tahfidz di belahan dunia menjadikannya sebagai tolak ukur kelulusan anak didiknya dalam hal tajwid.
Kalimat yg mudah dihafal, singkat namun padat hingga kemasyhuran sang pengarang menjadi salah satu alasan diterimanya matan satu ini, setelah taufik dari Allah ta’ala tentunya.
Mandhumah ini terdiri dari 107 bait secara berurutan tanpa diselingi oleh judul tiap bab nya. Adapun berbagai bab yang kita dapati pada matan Jazariyah yang beredar saat ini kemungkinan besar merupakan inisiatif yang dituliskan oleh para khothot dan pentahqiq matan ini dalam rangka memudahkan para penghafalnya. Oleh karenanya terkadang kita dapati perbedaan judul bab antara satu cetakan dan lainnya untuk matan ini.
Bagi mereka yang mempelajari serta menghafal matan ini tentunya sadar bahwa sang pengarang telah memasukkan sebagian besar pembahasan ilmu tajwid dalam karya mungil ini. Mulai dari Makhorij, Shifat hingga pembahasan waqof ibtida serta rosm.
Keempat: Thoyyibatun Nasyr
Thoyyibatun Nasyr atau lebih dikenal dengan “Matan Ath-Thoyyibah” ditulis oleh Ibnul Jazari rohimahulloh pada tahun 799 H di bulan Sya’ban.
Matan satu ini sendiri sejatinya merupakan “versi ringkas” dari kitab An-Nasyr yang membahas seputar Qiroah ‘Asyroh. Tak mengherankan jika di dalamnya terdapat pembahasan seputar ilmu tajwid sebagaimana “induknya”.
Setidaknya terdapat 40 bait dari mandhumah ini yg khusus membahas ilmu tajwid. Satu fakta yang cukup menarik, susunan kalimat dalam mandhumah ini amat sangat mirip dengan matan Jazariyah.
Perhatikan beberapa bait dari matan Ath-Thoyyibah berikut ini:
61- مخَاَرِجُ الحْرُوُفِ سَبْعَةَ عَشَرْ … عَلى الَّذِى يَخْتَارُهُ مَنِ اْختَبَرْ
62 – فَالْجَوْفُ لِلْهَاوِي وَأُخْتَيْهِ وَهِيْ … حُرُوفُ مَدٍّ لِلْهَوَاءِ تَنْتَهِي
63 – وَقُلْ ِلأَقَصَى الْحَلْقِ هَمْزٌ هَاءُ … ثُمَّ لِوَسْطِهِ فَعيْنٌ حَاءُ
Inilah beberapa karya Ibnul Jazari rohimahulloh yang bersinggungan secara langsung dengan ilmu tajwid dan dapat kita nikmati sampai saat ini. Semoga Allah ta’ala mengaruniakan kepada kita ilmu yg bermanfaat. Amiin.
Referensi:
Juhud Ibnul Jazari fi ‘ilmi At-Tajwid, Ghonim Qodduri.