
Mengapa Lafadz Rohmah ditulis dengan ta mabsuthoh (رحمت) pada 6 surat?
Alhamdulllah, washolatu wassalam ala rosulillah, amma ba’du.
Bagi seseorang yang telah mengenal bahasa arab, tentu akan memahami dengan baik bahwa isim/اسم (kata benda) terbagi kedalam 2 kelompok: Mudzakkar & Muannats. Masing-masing kelompok tersebut memilk ciri khas tersendiri.
Diantara tanda sebuah isim masuk kategori muannats adalah tersematnya ta marbuthoh pada akhirnya (ة), salah satunya adalah lafadz rohmah (رحمة). Lafadz ini sendiri disebutkan berulang kali dalam kitabulloh. Namun sadarkah anda, bahwa lafadz ini dituliskan dengan cara berbeda pada 7 tempat dalam Al-Quran?. Alih-alih tertulis dengan ta marbuthoh, ia justru ditulis dengan ta mabsuthoh (رحمت). Perhatikan ayat-ayat dibawah ini:
أَهُمۡ یَقۡسِمُونَ رَحۡمَتَ رَبِّكَۚ نَحۡنُ قَسَمۡنَا بَیۡنَهُم مَّعِیشَتَهُمۡ فِی ٱلۡحَیَوٰةِ ٱلدُّنۡیَاۚ وَرَفَعۡنَا بَعۡضَهُمۡ فَوۡقَ بَعۡضࣲ دَرَجَـٰتࣲ لِّیَتَّخِذَ بَعۡضُهُم
(الزخرف: 32) بَعۡضࣰا سُخۡرِیࣰّاۗ وَرَحۡمَتُ رَبِّكَ خَیۡرࣱ مِّمَّا یَجۡمَعُونَ
(الأعراف: 56) وَلَا تُفۡسِدُوا۟ فِی ٱلۡأَرۡضِ بَعۡدَ إِصۡلَـٰحِهَا وَٱدۡعُوهُ خَوۡفࣰا وَطَمَعًاۚ إِنَّ رَحۡمَتَ ٱللَّهِ قَرِیبࣱ مِّنَ ٱلۡمُحۡسِنِینَ
(الروم: 50) فَٱنظُرۡ إِلَىٰۤ ءَاثَـٰرِ رَحۡمَتِ ٱللَّهِ كَیۡفَ یُحۡیِ ٱلۡأَرۡضَ بَعۡدَ مَوۡتِهَاۤۚ إِنَّ ذَ ٰلِكَ لَمُحۡیِ ٱلۡمَوۡتَىٰۖ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَیۡءࣲ قَدِیرࣱ
(هود: 73) قَالُوۤا۟ أَتَعۡجَبِینَ مِنۡ أَمۡرِ ٱللَّهِۖ رَحۡمَتُ ٱللَّهِ وَبَرَكَـٰتُهُۥ عَلَیۡكُمۡ أَهۡلَ ٱلۡبَیۡتِۚ إِنَّهُۥ حَمِیدࣱ مَّجِیدࣱ
(مريم: 2) ذِكۡرُ رَحۡمَتِ رَبِّكَ عَبۡدَهُۥ زَكَرِیَّاۤ
(البقرة: 218) إِنَّ ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ وَٱلَّذِینَ هَاجَرُوا۟ وَجَـٰهَدُوا۟ فِی سَبِیلِ ٱللَّهِ أُو۟لَـٰۤىِٕكَ یَرۡجُونَ رَحۡمَتَ ٱللَّهِۚ وَٱللَّهُ غَفُورࣱ رَّحِیمࣱ
Mengapa demikian??
Sebagaimana lazimnya kajian ilmu rosm, sebagian ulama memilih untuk tawaqquf dalam masalah ini, sedangkan sebagian yang lain berusaha menggali makna yang terpendam dengan harapan bisa mendapatkan mutiara faidah dibaliknya.
Adapun diantara makna yang para ulama paparkan dalam masalah ini ialah bahwa penulisan lafadz rohmah dengan menggunakan ta mabsuthoh (ت) mengandung makna yang menunjukkan sebuah rahmat yang sempat tertunda hingga kemudian Allah subhanahu wata’ala turunkan. Mari kita simak contoh berkut ini:
ذِكْرُ رَحْمَتِ رَبِّكَ عَبْدَهُ زَكَرِيَّا” [مريم 2].
(Yang dibacakan ini adalah) penjelasan tentang rahmat Tuhan kamu kepada hamba-Nya, Zakaria,
Ayat diatas mengisahkan tentang sebuah rahmat yang Allah subhanahu wata’ala berikan kepada Nabiyulloh Zakariya ‘alaihissalam, yaitu berupa keturunan. Dan sebagaimana sudah mafhum, bahwa beliau melalui penantian yang cukup lama, bahkan hingga memasuki usia senja untuk mendapatkan seorang momongan. Hal tersebut telah digambarkan dalam firman Allah ta’ala:
قَالَ رَبِّ إِنِّى وَهَنَ ٱلْعَظْمُ مِنِّى وَٱشْتَعَلَ ٱلرَّأْسُ شَيْبًا وَلَمْ أَكُنۢ بِدُعَآئِكَ رَبِّ شَقِيًّا
“Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, ya Tuhanku.” (QS Maryam: 4)
Hal serupa juga dirasakan oleh Kholilulloh Ibrahim ‘alaihissalam, dimana Allah subhanahu wata’ala akhirnya mengaruniakan kepada beliau keturunan setelah penantian yang panjang. Allah subhanahu wata’ala berfirman:
(قَالُوۤا۟ أَتَعۡجَبِینَ مِنۡ أَمۡرِ ٱللَّهِۖ رَحۡمَتُ ٱللَّهِ وَبَرَكَـٰتُهُۥ عَلَیۡكُمۡ أَهۡلَ ٱلۡبَیۡتِۚ إِنَّهُۥ حَمِیدࣱ مَّجِیدࣱ)
Mereka (para malaikat) berkata, “Mengapa engkau merasa heran tentang ketetapan Allah? (Itu adalah) rahmat dan berkah Allah dicurahkan kepada kamu, wahai ahlulbait! Sesungguhnya Allah Maha Terpuji, Maha Pengasih.” (QS Hud: 73)
Disamping itu, terdapat faidah menarik yang juga kita jumpai dalam penulisan lafadz ini, yaitu bahwa penulisan lafadz rohmah dengan ta mabsuthoh (رحمت) selalu diiringi dengan lafdzul jalalah.
Sekali lagi, penggalian mutiara hikmah dibalik penulisan Al-Quran atau yang kita kenal dengan Rosm Utsmani merupakan ijtihad para ulama. Sehingga sudah menjadi sebuah kewajaran jika terdapat perbedaan pandangan dalam masalah ini.
Semoga Allah subhanahu wataala mengaruniakan kepada kita ilmu yang bermanfaat. Amiin.
Faidah dari Syaikh Yusuf Syafi’ hafidzohulloh, dosen lmu Rosm & Dhobht Fakultas Al-Quran UIM.